
Sentani, 24/10/2024 – Garbarata, atau yang sering disebut sebagai passenger boarding bridge (PBB), adalah jembatan penghubung antara terminal bandara dan pesawat yang memungkinkan penumpang naik dan turun dari pesawat dengan lebih nyaman.
Alat ini membantu penumpang menghindari perubahan cuaca dan memberikan akses yang lebih aman saat boarding atau turun dari pesawat.
Garbarata menjadi fasilitas yang sangat penting di bandara modern untuk meningkatkan kenyamanan penumpang serta efisiensi operasional penerbangan.
Manfaat Penggunaan Garbarata
1. Kenyamanan Penumpang:
Garbarata melindungi penumpang dari cuaca buruk seperti hujan, angin, atau terik matahari saat proses naik atau turun pesawat. Hal ini memberikan pengalaman yang lebih nyaman, terutama untuk penumpang lanjut usia, anak-anak, atau penumpang dengan kebutuhan khusus.
2. Keamanan Lebih Baik:
Dengan garbarata, risiko kecelakaan seperti terjatuh saat naik atau turun dari pesawat dapat diminimalisir. Penumpang dapat berjalan langsung ke pintu pesawat tanpa harus melintasi apron bandara, area yang seringkali ramai dengan aktivitas kendaraan dan peralatan bandara.
3. Efisiensi Proses:
Garbarata juga membantu mempercepat proses boarding dan disembarkasi (turun pesawat), terutama untuk pesawat besar. Hal ini membantu maskapai mengurangi waktu putar pesawat (turnaround time), sehingga jadwal penerbangan bisa lebih terjaga.Biaya Penggunaan GarbarataBiaya penggunaan garbarata di bandara biasanya dibebankan kepada maskapai penerbangan.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi biaya ini:
1. Durasi Penggunaan:
Biaya garbarata sering dihitung berdasarkan durasi pemakaian. Semakin lama waktu pesawat terhubung dengan garbarata, semakin tinggi biaya yang harus dibayarkan oleh maskapai.
2. Kelas Bandara:
Bandara dengan fasilitas lebih lengkap dan modern cenderung memiliki tarif garbarata yang lebih tinggi dibandingkan bandara kecil atau di daerah terpencil. Bandara internasional besar seperti Soekarno-Hatta atau Changi misalnya, biasanya memiliki tarif lebih tinggi dibandingkan bandara regional.
3. Jenis Pesawat:
Ukuran dan tipe pesawat juga mempengaruhi biaya garbarata. Pesawat yang lebih besar seperti Boeing 777 atau Airbus A380 membutuhkan garbarata yang lebih panjang dan lebih besar, sehingga tarifnya bisa lebih mahal dibandingkan pesawat kecil seperti Boeing 737 atau Airbus A320.4.
Kebijakan Bandara:
Setiap bandara memiliki kebijakan tersendiri dalam menentukan tarif penggunaan garbarata. Biasanya, tarif ini sudah ditetapkan dan diumumkan dalam peraturan bandara atau otoritas bandara setempat.
Estimasi Biaya Garbarata di Beberapa Bandara
Secara umum, biaya penggunaan garbarata di bandara besar bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah per kali pemakaian, tergantung pada durasi dan jenis pesawat.
Berikut beberapa contoh tarif:
Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta: Biaya garbarata di bandara ini diperkirakan berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp 5.000.000 per jam, tergantung jenis pesawat dan durasi pemakaian.
Bandara Ngurah Rai, Bali:
Tarif di bandara ini bisa sedikit lebih rendah dibandingkan bandara di Jakarta, namun masih tergolong tinggi karena statusnya sebagai bandara internasional. Estimasi biayanya antara Rp 750.000 hingga Rp 3.500.000 per jam.
Bandara Daerah:
Di bandara-bandara kecil atau regional, biaya garbarata dapat lebih terjangkau, misalnya sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000 per jam.
Alternatif Penggunaan Garbarata
Meskipun garbarata memberikan banyak manfaat, tidak semua bandara dan maskapai selalu menggunakan fasilitas ini.
Di beberapa bandara, terutama yang memiliki volume penerbangan yang lebih rendah, sering kali digunakan bus apron atau tangga pesawat (ramp stairs) sebagai alternatif.
Hal ini dilakukan untuk menekan biaya operasional dan mempertimbangkan ketersediaan fasilitas di bandara. ( CR-01)