
Jayapura, 30/10/2024 – Di bawah langit senja yang membentang di Kampung Adat Kemtung, Distrik Nimboran, Rabu, 30 Oktober 2024, gemuruh suara 44 Iram Tekay—pemilik saham PT. Yombe Namblong Nggua—terdengar berkumpul, memulai Musyawarah Adat yang dinantikan. Di sinilah, di jantung adat, aspirasi mengemuka dalam bentuk Musyawarah Adat, yang kini menjadi bagian dari perjuangan masyarakat adat menuju kemandirian ekonomi.
Seperti pahlawan yang membawa pesan penting, Yohana Yokbet Tarkuo, Direktur perusahaan yang kini bernama PT. Yombe Namblong Nggua, hadir di hadapan para Iram Tekay dengan menyerahkan dokumen perizinan usaha. Sebelumnya, badan usaha ini dikenal sebagai Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA) Namblong. Menyertai langkahnya adalah Rahmad Marimbun, S.Kom, Kepala Distrik Nimboran, Bernad Demotekay dari Dewan Adat Suku Namblong, dan para mitra BUMMA.

Yohana berdiri di hadapan para peserta musyawarah dengan suara penuh keharuan, menyampaikan rasa terima kasihnya. “Sejak 2022, kita menghadapi begitu banyak tantangan untuk mencapai apa yang kita inginkan. Terima kasih karena kita bersama telah tiba pada titik ini,” ujarnya. Kata-katanya melambangkan perjalanan panjang dan tak mudah yang ditempuh demi masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat adat.
Abdon Nababan, seorang tokoh yang berdiri sebagai mitra BUMMA, mengukuhkan semangat baru ini. “Masyarakat adat harus lebih dari sekadar subjek politik. Kini saatnya kita menjadi subjek ekonomi, menjadi pelaku ekonomi,” tegasnya, menyalakan semangat yang menyala di dada mereka. Dengan lahan adat seluas 53.000 hektare yang telah terpetakan, kesempatan untuk memajukan kesejahteraan bagi 10.000 jiwa Suku Namblong terbuka lebar, seolah menanti digarap menjadi ladang kemakmuran.

PT. Yombe Namblong Nggua di Kampung Adat Kemtung, Distrik Nimboran, Rabu (30/10/2024)
Musyawarah ini bukan hanya pertemuan biasa, melainkan sebuah upacara peresmian harapan yang memahat jejak baru di tanah leluhur. Di setiap kata, terselip impian akan kemandirian, di setiap tatapan, tergambar tekad yang takkan pudar—sebuah langkah pasti menuju kebebasan ekonomi yang berakar pada tradisi dan adat yang diwariskan dari generasi ke generasi. (astried)