
Sentani (7/8/2025) — Penjualan beras di Pasar Sentani alami peningkatan.Hal ini diduga sebagai dampak dari penindakan tegas terhadap praktik pengoplosan beras yang dilakukan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, bersama Satgas Pangan Mabes Polri. Seperti yang terlihat di salah satu kios beras di kawasan Pasar Lama Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Rabu (6/8/2025).
Riska, pedagang kios beras yang telah berjualan sejak tahun 2022, mengungkapkan adanya peningkatan jumlah pembeli dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, pemberitaan terkait beras oplosan justru mendorong masyarakat menjadi lebih selektif dan waspada dalam memilih produk.
“Setelah ada pemberitaan soal beras oplosan, penjualan beras di sini justru meningkat. Ada konsumen-konsumen baru juga yang mulai belanja ke kios saya,” ungkapnya.
Meski sempat merasa khawatir dengan maraknya temuan beras oplosan, Riska memastikan bahwa produk yang dijualnya aman dan tidak pernah mendapat keluhan dari pelanggan.
“Kami juga waswas, takut salah beli dari distributor. Tapi selama ini tidak ada keluhan dari pembeli. Justru sekarang semakin banyak pelanggan baru yang datang,” ujarnya.
Senada dengan itu, Aidha, seorang ibu rumah tangga, mengaku kini beralih dari berbelanja di gerai modern ke kios tradisional.
“Biasanya saya beli beras di toko modern. Awalnya bagus, tapi setelah ramai kasus beras oplosan, saya mulai ragu. Beras yang katanya premium ternyata dioplos juga. Sekarang saya lebih percaya beli di kios tradisional,” jelas Aidha.
Riska menyampaikan apresiasinya atas langkah tegas Menteri Pertanian dalam membongkar praktik pengoplosan beras. Ia menilai kebijakan tersebut sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan, serta turut memberikan dampak positif langsung bagi pedagang pasar tradisional karena mendorong kepercayaan dan minat masyarakat untuk kembali berbelanja di pasar.
Di tempat terpisah, Kepala BRMP Papua, Dr. Aser Rouw, SP, M.Si., pun menyampaikan bahwa kepercayaan publik selaku konsumen terhadap kinerja Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi, bahkan dalam mendorong dan menjaga stabilisasi pasokan dan harga beras, semakin tinggi.(*)
Penulis: Berliana Bakti