
Bali (3/11/2024) – Pada Minggu (3/11/2024), Stadion I Wayan Dipta di Gianyar berubah menjadi arena pertarungan sengit antara dua tim yang berbeda pulau, Bali United dan PSBS Biak. Tidak ada yang menyangka bahwa Biak, dengan julukan “Badai Pasifik,” akan mampu mengguncang raksasa Serdadu Tridatu dari Pulau Dewata di laga pekan ke-10 Liga 1 ini.
Sejak peluit pertama berbunyi, Bali United tampil beringas. Privat Mbarga, Mitsuru Maruoka, dan Irfan Jaya menjadi trio penyerang yang terus menerobos lini pertahanan PSBS. Dengan semangat juang yang tinggi, mereka melancarkan serangan demi serangan, membuat kiper PSBS, John Pigai, bekerja keras mengamankan gawangnya. Fabiano Beltrame dan Julian Velazquez di lini belakang PSBS juga berjuang keras mempertahankan garis pertahanan, menghadang bola-bola berbahaya yang meluncur dari kaki lawan.
Namun, seperti badai yang perlahan datang dari kejauhan, PSBS Biak mulai menemukan ritme permainan mereka. Jeam Kelly Sroyer, Takuya Matsunaga, Armando Oropa, Lugo Ladera, dan Alexsandro menunjukkan permainan yang semakin solid, menantang barisan pertahanan Bali United yang dipimpin Elias Dolah.
Ketika serangan dari permainan terbuka tak menghasilkan gol, PSBS mengalihkan fokus ke situasi bola mati. Pada menit ke-42, sepakan bebas dari Lugo Ladera melesat sempurna ke arah gawang Bali United, membuat stadion bergemuruh dengan suara kejutan dan kekaguman. Bola yang melengkung itu seolah membawa pesan dari tim tamu: PSBS tidak akan mundur tanpa perlawanan.
Bali United berusaha keras untuk membalas. Di sisa waktu babak pertama dan sepanjang babak kedua, mereka terus mencari celah dalam pertahanan PSBS. Namun, seperti air yang tak bisa menembus batu, serangan demi serangan mereka berakhir sia-sia. Peluang dari open play hingga set piece tak jua mengubah keadaan. Tim asuhan Teco Cugurra itu seakan terjebak dalam labirin yang diciptakan oleh pertahanan PSBS.
PSBS, meski sering diserang, tak hanya bertahan pasif. Mereka tetap berupaya menyerang balik, menekan gawang Bali United. Di babak kedua, giliran Takuya Matsunaga yang menembakkan bola keras, namun masih bisa dihadang oleh kiper Bali United, Adilson.
Puncaknya, pada menit ke-75, Alexsandro memanfaatkan umpan cantik dari Lugo dan melesakkan gol kedua yang memantapkan keunggulan PSBS. Tendangan terukur itu seolah menjadi pemaku peti ambisi Bali United untuk meraih puncak klasemen. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-0 tetap bertahan. PSBS Biak berhasil membawa pulang kemenangan manis dari tanah Dewata.
Kemenangan ini mengangkat posisi PSBS di papan klasemen, melambungkan mereka dari posisi ke-10. Sementara itu, Bali United yang sebelumnya mengincar posisi puncak harus puas berada di peringkat keempat dengan 20 poin, terpaut tipis di bawah Borneo FC, Persebaya Surabaya, dan Persib Bandung.
Dalam konferensi pers usai laga, pelatih PSBS Biak, Emral Abus, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia memuji disiplin anak asuhnya yang mampu menerapkan strategi transisi yang cepat, baik dalam bertahan maupun menyerang. “Ini adalah hasil kerja keras dan kedisiplinan seluruh tim,” ujarnya dengan senyum puas.
John Pigai, sang kiper PSBS, juga merasakan kemenangan ini sebagai momen pembalasan pribadi. Setelah kesalahan yang ia buat pada pertandingan sebelumnya melawan Borneo FC, yang membuat timnya kalah, kemenangan ini menjadi kesempatan untuk “mencuci muka” dan memperbaiki kesalahan.
Di atas lapangan, mereka mungkin hanyalah pemain sepak bola, namun pada hari itu, di bawah langit Gianyar, mereka adalah pahlawan yang melawan arus. Kemenangan PSBS Biak dari Bali United adalah bukti bahwa dalam sepak bola, kemenangan bukan sekadar tentang nama besar, tetapi juga tentang semangat, disiplin, dan keberanian untuk terus maju.(CR-05)